Jakarta, Winnet.id – Pemecatan Budiman Sudjatmiko oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah memicu minat dari beberapa partai politik lain untuk mengajak mantan aktivis tersebut bergabung. Salah satunya adalah Partai Gerindra yang telah menyatakan minatnya untuk merekrut Budiman.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, menyatakan bahwa Gerindra terbuka bagi seluruh warga negara Indonesia yang memegang teguh nilai-nilai Pancasila, Konstitusi 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
“Hal ini sesuai dengan prinsip dasar Gerindra yang terbuka untuk semua warga negara Indonesia. Siapapun yang menerima Pancasila, Konstitusi 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika dapat menjadi anggota Gerindra,” ujar Habiburokhman pada Minggu (27/08/23).
Berdasarkan laporan dari CNN Indonesia, Habiburokhman menegaskan bahwa partainya tidak terlibat dalam keputusan PDIP untuk memberhentikan Budiman. Ia menyatakan bahwa pemecatan Budiman adalah masalah internal partai yang dipimpin oleh mantan Presiden Megawati Sukarnoputri.
Selain Gerindra, partai politik lain yang menunjukkan minat adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, bahkan telah menawarkan kepada Budiman untuk menjadi calon anggota legislatif (caleg) dari PKB dalam Pemilu 2024 mendatang.
“Jika berminat untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif di PKB, silakan, masih ada waktu,” ujar Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Ia juga menambahkan bahwa Budiman memiliki sejumlah kriteria yang sesuai dengan partainya.
Namun, berbeda dengan Gerindra dan PKB, Partai Gelombang Rakyat (Gelora) memberikan saran kepada Budiman untuk mendirikan partai politik sendiri. Meski demikian, Wakil Ketua Umum Gelora, Fahri Hamzah, menyarankan agar Budiman mengambil jeda dari dunia politik setelah diberhentikan oleh PDIP.
“Fokusnya sekarang sebaiknya adalah memikirkan langkah selanjutnya dengan memberi waktu bagi dirinya sendiri untuk membangun kembali energi dan dukungan. Setelah itu, keputusan apakah ingin bergabung dengan partai lain atau bahkan membentuk partai sendiri, seperti yang dilakukan PRD dahulu, dapat dipertimbangkan,” ungkap Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. (Source: CNN Indonesia)