banner 728x250

(Advetorial) Pendidikan Politik: Peran Pemilih Pemula dalam Pemilu 2024, Menentukan Masa Depan Negara dan Daerah

banner 120x600
banner 468x60

Pinogu, Kabupaten Bone Bolango – Hari kedua kegiatan sosialisasi pendidikan politik di Kecamatan Pinogu, Kesbangpol Provinsi Gorontalo kembali menggelar acara yang berfokus pada pemahaman partisipasi pemilih pemula, dalam berpartisipasi dalam pemilu tahun 2024. Kali ini kegiatan ini dilaksanakan di Desa Pinogu Permai, Kecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango, pada Kamis (24/08/23).

Dalam suasana yang penuh antusiasme, Anggota Komisi 1 bidang Politik dan Pemerintahan DPRD Provinsi Gorontalo, Yuriko Kamaru, masih didaulat sebagai pembicara utama. Ia memaparkan materi dengan cermat dan memberikan pandangan yang mendalam terkait partisipasi pemilih pemula dalam persiapan menghadapi pemilihan umum (pemilu) tahun 2024.

Dalam penyampaian materinya, Yuriko mendahuluinya dengan pernyataan tegas tentang tupoksinya saat itu, hanya sebagai pemateri, bukan sebagai tokoh politik atau sebagai anggota DPRD. Sehingga, pertanyaan-pertanyaan diluar materi, akan dengan tegas, ditolaknya.

“Sebelum saya memaparkan materi ini, saya ingin membuat batasan pada diskusi kita hari ini. Pertama, saya tidak akan menjawab pertanyaan seputar posisi saya di partai politik. Kedua, pertanyaan tentang tugas saya di DPRD, terutama dalam memperjuangkan aspirasi, tidak akan saya tanggapi. Kegiatan ini bukanlah tempat yang tepat untuk hal tersebut.” tegas Yuriko.

“Dalam paparan hari ini, fokus saya hanya pada pembahasan tentang partisipasi pemilih pemula dalam konteks persiapan menghadapi pemilihan umum (pemilu) tahun 2024.

Batasan ini dibuat Yuriko sebagai upaya mematuhi batasan kewenangan yang diembannya saat itu. Ini menggambarkan sikap profesionalisme seorang negarawan, yang setidaknya harus dimiliki oleh seorang pempimpin.

Pemilih Pemula

“Pada kesempatan ini, peran saya hanyalah sebagai seorang pemateri. Terkait tupoksi saya di DPRD dan isu-isu lainnya, akan saya bahas dalam kesempatan reses diwaktu-waktu berikutnya,” imbuhnya.

Selama sesi pematerian, Yuriko Kamaru memaparkan secara terinci tentang pentingnya partisipasi pemilih pemula dalam proses demokrasi, khususnya dalam pemilihan umum mendatang. Ia menekankan bahwa pemilih pemula memiliki peran yang strategis dalam menentukan arah dan kebijakan negara melalui hak pilihnya.

“Pemilih pemula adalah pilar masa depan negara. Partisipasi adik-adik dalam pemilihan umum nanti, adalah wujud nyata dari demokrasi yang kuat. Oleh karena itu, kita perlu memastikan bahwa pemilih pemula memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya hak pilih dan dampaknya bagi masyarakat dan negara.” jelas Yuriko.

Peran vital partisipasi pemilih pemula dalam pesta demokrasi tahun 2024, menurutnya, menjadi penentu arah dan tujuan negara. Yuriko menggambarkan bahwa pemilihan umum (pemilu) adalah momentum penting bagi setiap warga negara. Namun, bagi pemilih pemula, proses ini memiliki makna yang lebih dalam. Suara generasi muda menurut dia, memiliki kekuatan untuk membentuk masa depan negara.

“Dalam pemilihan umum tahun 2024, pemilih pemula memiliki peluang emas untuk berkontribusi dalam menentukan kebijakan, memilih pemimpin, dan mengubah realitas sosial yang lebih baik kedepan.” ujar dia.

Lebih lanjut, Yuriko Kamaru membahas peran pemilih pemula dalam menghadapi pesta demokrasi 2024, diantaranya:

Pemilih pemula

  1. Mengamplifikasi Isu-isu Penting: Pemilih pemula memiliki kemampuan untuk memperjuangkan isu-isu yang relevan dengan masa depan mereka, seperti pendidikan, lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan. Dengan aktif berpartisipasi dalam pemilihan umum, mereka dapat memperkuat agenda-agenda ini dan menuntut perhatian dari calon pemimpin.
  2. Membentuk Kepemimpinan yang Mewakili: Pemilih pemula memiliki potensi untuk membentuk kepemimpinan yang lebih inklusif dan mewakili keragaman masyarakat. Dengan memberikan suara untuk calon yang mengartikulasikan nilai dan aspirasi mereka, pemilih pemula turut memainkan peran dalam membentuk tatanan politik yang lebih responsif.
  3. Menyokong Demokrasi yang Kuat: Partisipasi aktif pemilih pemula adalah penopang demokrasi yang kuat. Suara mereka membantu menjaga akuntabilitas pemimpin terpilih dan memastikan proses demokrasi berjalan sesuai dengan prinsip-prinsipnya.

“Tidak ada usia yang terlalu muda untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi. Pemilih pemula adalah bukti bahwa demokrasi adalah hak universal yang harus dihormati dan dilindungi. Jangan ragu untuk menggunakan hak pilih Anda, karena suara Anda memiliki dampak yang jauh lebih besar daripada yang mungkin Anda kira.” tegas Anggota Fraksi Nasdem Amanat ini.

Tidak hanya memberikan materi, Yuriko Kamaru juga berinteraksi dengan peserta dalam sesi tanya jawab. Salah satu pertanyaan menarik muncul dari peserta bernama Yuyun Santoti, yang mengajukan pertanyaan kritis terkait dampak dari golput dalam proses demokrasi.

“Bagaimana kalau orang yang golput? Apa akibatnya bagi proses demokrasi dan negara?” tanya Yuyun Santoti, kepada Yuriko Kamaru.

Pemilih pemula

Dengan sikap yang terbuka dan responsif, Yuriko Kamaru memberikan jawaban yang tegas, bahwa Golput memiliki dampak melemahkan legitimasi demokrasi, mengurangi Representasi yang Akurat, serta mengurangi dampak perubahan sosial.

“Yang perlu kita pahami secara seksama bahwa, saat seseorang memilih untuk golput, artinya mereka memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum. Namun ini dapat berdampak pada beberapa hal yang signifikan.”

Yuriko Kamaru melanjutkan menjelaskan dampak dari golput:

  1. Melemahkan Legitimasi Demokrasi: Setiap suara memiliki peran dalam memilih wakil dan pemimpin. Ketika sejumlah warga memilih untuk tidak memilih, hal ini dapat merusak legitimasi proses demokrasi dan melemahkan kualitas keputusan yang dihasilkan.
  2. Mengurangi Representasi yang Akurat: Golput dapat mengurangi akurasi representasi politik. Suara yang tidak digunakan mungkin saja akan mempengaruhi hasil akhir dan menyebabkan kandidat atau kebijakan yang tidak sepenuhnya mencerminkan kehendak mayoritas.
  3. Mengurangi Dampak Perubahan Sosial: Demokrasi adalah alat untuk perubahan sosial yang dikehendaki oleh rakyat. Golput dapat mengurangi pengaruh dan kemampuan masyarakat untuk membentuk kebijakan dan arah negara sesuai dengan aspirasinya.

Pemilih pemula

Dalam sesi tanya jawab yang penuh dinamika, peserta lain bernama Ferdiawan Anwar turut mengajukan pertanyaan yang juga penting terkait praktik politik dan konsekuensinya, terhadap calon.

“Bagaimana dengan calon yang melakukan manuver politik dengan cara money politik dan menebar janji-janji, serta bagaimana konsekuensinya dari pemerintah atau pengawas terhadap tindakan semacam itu?” tanya Ferdiawan.

Yuriko Kamaru merespons dengan penuh perhatian, dan menjawab bahwa praktik money politik dan tindakan menebar janji-janji palsu, memang memiliki dampak signifikan dalam dinamika pemilihan umum. Oleh karena itu, kata Yuriko Pemerintah dan pengawas pemilu memiliki peran penting dalam mengawasi dan mengontrol tindakan semacam itu.

“Pengawasan oleh lembaga terkait sangat penting dalam mengontrol perilaku calon yang mencoba memanfaatkan posisinya untuk mendapatkan keuntungan politik dengan menebar janji-janji yang tidak realistis atau tidak terpenuhi. Pengawas harus memastikan bahwa kompetisi berjalan adil dan setiap calon bersaing dengan fair tanpa melanggar aturan.” jawab Anggota Komisi 1 DPRD Provinsi Gorontalo ini.

Jika terbukti calon tersebut melanggar hukum atau menggunakan praktik yang melanggar etika politik, kata Yuriko pemerintah dan otoritas hukum dapat mengambil tindakan sesuai dengan hukum yang berlaku. Ini dapat mencakup sanksi atau tindakan hukum yang sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.

Pemilih pemula

Selain itu, menurut dia, pemilih juga memiliki peran dalam mengenali praktik politik yang kurang etis atau janji-janji yang tidak realistis. Oleh karena itu, pendidikan politik yang dilaksanakan Kesbangpol ini, menjadi edukasi bagi pemilih mengenai hak-hak mereka dan cara memilih berdasarkan informasi yang akurat sangat penting untuk meminimalisir dampak negatif dari tindakan semacam itu.

“Dalam demokrasi yang sehat, prinsip transparansi, kejujuran, dan akuntabilitas harus dijunjung tinggi. Pemerintah dan pengawas harus bersikap tegas terhadap pelanggaran hukum atau etika. Di sisi lain, kita sebagai pemilih harus kritis dan berpendapat berdasarkan informasi yang valid dan akurat. Pilihan kita harus didasarkan pada visi, nilai, dan kompetensi calon, bukan sekadar janji-janji kosong.” ucap Politisi senang berkebun ini.

Diakhir materinya, Yuriko Kamaru mengajak semua peserta untuk memahami lebih dalam dinamika politik. Dirinya juga mengingatkan kepada seluruh peserta sosialisasi tentang bahayanya janji politik.

“Janji-janji politik bisa menjadi pintu bagi manipulasi dan kebohongan lainnya. Masyarakat perlu berhati-hati dalam menerima janji tanpa kritikalitas. Sebaiknya kita tidak terjebak oleh janji manis yang berpotensi hanya sebagai alat untuk meraih suara.” tegas Yuriko.

“Jangan sampai warga Pinogu, atau masyarakat manapun, menjadi korban janji-janji kosong yang hanya memancing harapan semu. Mari kita pilih berdasarkan visi, komitmen nyata, dan rekam jejak calon dalam mewujudkan kebaikan bagi kita semua.” tutup dia, yang disambut antusiasme dan tepuk tangan peserta sosialisasi pendidikan Politik.

Dengan pesan bijak ini, Yuriko Kamaru mengingatkan kita semua akan pentingnya kritis dalam menyikapi janji-janji politik, sekaligus mengajak masyarakat untuk memilih dengan cerdas dan bertanggung jawab dalam pemilihan umum yang akan datang. (Advetorial)

 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *