banner 728x250

Sisa Proyek Saluran Irigasi Taluduyunu: Ancaman Serius Bagi Pertanian

banner 120x600
banner 468x60

WINNET.ID, Kabupaten Pohuwato  – Pada lanjutan masa reses persidangan pertama tahun 2023-2024, tim reses daerah pemilihan (dapil) VI kabupaten Boalemo dan Pohuwato melakukan peninjauan terhadap pelaksanaan proyek rehabilitasi saluran irigasi Taluduyunu di kecamatan Buntulia, kabupaten Pohuwato. (01/11/23)

Apa yang ditemui oleh tim reses dapil VI di Proyek rehabilitasi saluran irigasi tersebut, menuai kekecewaan dan kemarahan yang tak terbendung. Sebab Proyek senilai Rp 10 Miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) provinsi Gorontalo tahun 2023 ini, diduga dilakukan secara asal-asalan.

Mereka menemukan bekas-bekas galian tanah yang hanya ditumpuk di pinggir saluran irigasi, bukan diangkut dan dibuang ke tempat yang semestinya.

Saluran irigasi

“Keadaan ini berpotensi menimbulkan masalah serius jika musim hujan tiba, dengan risiko longsornya timbunan tanah ke saluran irigasi dan dampak sedimentasi terhadap ribuan hektar pertanian di Pohuwato yang mengandalkan air dari saluran irigasi tersebut.” tegas Sintje Kadjie.

Tidak hanya Sintje Kadji, Hidayat Bouty juga merasa sangat kecewa dan marah. Mereka menekankan urgensi menyelesaikan masalah ini dalam dua bulan terakhir tahun ini untuk menghindari dampak buruk pada musim tanam petani.

Ketua tim dapil VI, Oktohari Dalango, juga mengekspresikan keprihatinan serius terkait situasi ini dan mengantisipasi aksi demo dari petani yang mungkin akan lebih besar dari demo sebelumnya.

Saluran irigasi

“Dampak fatal dari pekerjaan buruk seperti ini beresiko terjadi longsor, yang memungkinkan terjadinya penimbunan terhadap pertanian. Dan jika itu terjadi, tidak menutup kemungkinan akan mengundang amarah para petani.” ucap Politisi Partai Golkar ini.

Oleh karena itu, aleg DPRD Provinsi Gorontalo dapil VI Boalemo-Pohuwato tersebut mminta Dinas terkait, berkomitmen untuk segera berkoordinasi dengan pelaksana proyek untuk memastikan pekerjaan proyek selesai tepat waktu dan menghindari ancaman sedimentasi yang dapat merugikan lahan pertanian.

“Situasi ini membutuhkan penyelesaian segera untuk melindungi kepentingan rakyat banyak.” tambah Oktohari Dalango, tegas. (003)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *