Gorontalo – winnet.id | Keikutsertaan tim nasional U-20 Israel pada helatan Piala Dunia yang akan digelar di Indonesia, pada tanggal 20 Mei hingga Juni 2023 ini, mendapatkan penolakan keras dari berbagai elemen, termasuk salah satunya partai Politik PKS (Partai Keadilan Sejahterah).
Akibat penolakan ini membuat Indonesia didepak dari keikutsertaan perhelatan besar dunia tersebut, sekaligus dicabut izin sebagai tuan rumah piala dunia U20 oleh lembaga resmi sepak bola dunia, FIFA.
Anggota Komisi 4 DPRD Provinsi Gorontalo dari Fraksi PKS, yang juga bermitra langsung dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Adnan Entengo, saat dimintai tanggapan terkait masalah ini, menuturkan, jika penolakan partainya tersebut, tidak lebih dari pernyataan sikap atas reseprentatif landasan konstitusi NKRI, yang mengutuk penjajahan diatas dunia.
“Tidak ada tendensi lain, selain kami menolak Negara penjajah, menginjakkan kaki di NKRI.” ungkap Adnan Entengo, dalam wawancara. (02/04/23)
Pendudukan Israel terhadap Palestina, kata Adnan, merupakan penjajahan yang harus dihapuskan dari muka bumi ini. Hal itu sebagaimana yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Sangat jelas kata dia, bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
“Indonesia selalu berkomitmen untuk mendukung kemerdekaan setiap bangsa, termasuk Palestina, sebagaimana diatur dalam konstitusi kita. Itu yang jadi landasan dan alasan utama Partai PKS menolak kehadiran timnas Israel.” terang Adnan.
Apalagi belum lama kering luka dan duka Indonesia karena didepak dari Piala Dunia U20, Negara Israel justru kembali memperlihatkan kebengisannya kepada dunia, dengan menyerang dan membombardir warga Palestina, yang sedang melaksanakan pertandingan final piala Palestina, dengan senjata gas airmata.
Bahkan parahnya lagi, terkonfirmasi dari sejumlah media dunia, penyerangan tersebut dilakukan tanpa alasan yang jelas.
“Ini menjadi bukti, bahwa FIFA jelas-jelas menerapkan standar ganda didalam pelaksanaan sanksi terhadap Indonesia.” ujar Politisi Muda tersebut.

“Piala Dunia kemarin, Qatar bisa mengambil sikap dengan melarang sosialisasi LGBT dan mengatur peredaran miras, kenapa Indonesia tidak diberikan hak yang sama, dalam menentukan sikap terhadap penerapan konstitusinya.” sambungnya.
Diakhir steatmennya, Adnan kembali menegaskan, jika Partainya tidak menolak pelaksanaan piala Dunia U20 dihelat di Indonesia. Justru partainya sangat mendukung kegiatan tersebut.
Pihaknya kata Adnan, hanya menolak negara penjajah yang tidak berprikemanusian, masuk dan menginjakkan kaki di Indonesia.
“Belakangan terkonfirmasi juga jika Indonesia batal menjadi tuan rumah (Piala Dunia U20), akibat belum sepenuhnya menyelesaikan masalah Kanjuruhan, yang terjadi beberapa bulan lalu.” tutupnya. (004/ilam)