banner 728x250

Menjawab Polemik Minimnya Guru di Sekolah Luar Biasa (SLB): Langkah Positif untuk Masa Depan Penyandang Disabilitas

banner 120x600
banner 468x60

Winnet.id, Jakarta – Ketika berbicara tentang sekolah luar biasa (SLB), kita berbicara tentang tempat di mana anak-anak istimewa memerlukan perhatian khusus. Namun, masalah yang sering muncul adalah minimnya guru yang berkualifikasi untuk mengajar mereka.

Anak-anak dengan kebutuhan khusus memerlukan pendidikan yang sesuai dengan kondisi mereka. Ketika guru yang berkualifikasi langka, ini dapat menghambat perkembangan dan pertumbuhan anak-anak tersebut.

Minimnya guru di SLB juga berarti minimnya pilihan pendidikan bagi penyandang disabilitas. Padahal, mereka juga berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Menyikapi ini, Pemerintah tidak tinggal diam. Pemerintah Gorontalo telah mengambil langkah-langkah penting untuk mengatasi kekurangan guru di SLB. Upaya tersebut terlihat saat tim Pansus II Ranperda Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas DPRD Provinsi Gorontalo, menyambangi kantor Kementerian PAN-RB, Jum’at (15/09/23).

Menjawab Polemik Minimnya Guru di Sekolah Luar Biasa (SLB): Langkah Positif untuk Masa Depan Penyandang Disabilitas
Pansus II Ranperda Perlindungan dan Pemenuhan hak penyandang Disabilitas DPRD Provinsi Gorontalo, menyambangi kantor kementerian PAN RB

Kunjungan ini dalam rangka menyelaraskan visi dan misi dalam rencana peraturan daerah (ranperda) penyelenggaraan dan perlindungan hak penyandang disabilitas. Ini adalah langkah awal yang penting, sebagai salah satu cara untuk memecahkan masalah kelangkaan Guru di SLB.

Meningkatkan Penerimaan Guru di SLB
dan membangun Koordinasi dengan Kemenpan RB adalah langkah yang cerdas. Ini tidak hanya akan memastikan bahwa guru-guru di SLB memenuhi persyaratan yang diperlukan, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk masa depan pendidikan anak-anak istimewa.

“Saya pernah melakukan kunjungan ke SLB dan menerima keluhan dari para Pengajar tentang ketidakpastian nasib mereka. Bahkan tidak sedikit yang memilih keluar, dan tidak mengajar lagi.” ungkap Anggota Pansus, Faisal Rustam.

“Hal ini juga yang mendasari kami mengunjungi kantor Kemenpan-RB, untuk menindaklanjuti keluhan guru-guru tersebut.” sambung dia.

Kabar baiknya, pemerintah pusat merespons keluhan guru-guru di SLB, melalui rencana penerimaan atau pengangkatan guru-guru di SLB. Bahkan dikabarkan, pengangkatan guru-guru di SLB akan diberikan keistimewaan.

Menjawab Polemik Minimnya Guru di Sekolah Luar Biasa (SLB): Langkah Positif untuk Masa Depan Penyandang Disabilitas

“Penerimaan guru SLB akan diistimewakan, baik tenggak waktu penerimaan yang akan dilebihkan dari batas yang telah ditetapkan, hingga tempat penerimaan akan dibedakan dengan guru-guru yang lain.

Menurut Faisal Rustam, langkah-langkah ini akan menjadi tonggak sejarah di Gorontalo. Sekolah-sekolah yang diisi oleh anak-anak istimewa ini, kata dia, tidak akan lagi kekurangan guru.

Dengan adanya pengangkatan guru-guru di SLB dan pemberian keistimewaan, diharapkan nasib guru-guru tenaga pendidik di SLB semakin memiliki kepastian. Ini juga diharapkan akan menjadi memotivasi mereka untuk lebih semangat dalam mengajar.

Dengan langkah-langkah positif yang diambil oleh pemerintah, Faisal Rustam melihat harapan untuk mengakhiri polemik tentang minimnya guru SLB di Gorontalo. Ini adalah solusi tidak hanya bagi guru-guru, tetapi juga untuk penyandang disabilitas yang berhak mendapatkan pendidikan terbaik. (004/ilam)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *