WINNET.ID, Provinsi Gorontalo – Memasuki usianya yang ke-23, Provinsi Gorontalo masih menempati peringkat kelima sebagai daerah termiskin di Indonesia. Fenomena ini tidak mengherankan, mengingat Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Gorontalo masih sangat tergantung pada anggaran transfer dari pemerintah pusat, baik dalam bentuk Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun Dana Alokasi Umum (DAU).
Kondisi ini mencerminkan kurangnya optimalisasi pengelolaan sumber daya oleh pemerintah daerah. Padahal, Gorontalo memiliki kekayaan alam yang melimpah, termasuk sektor pariwisata, tambang emas, pertanian, dan sumber daya alam lainnya yang dapat menjadi sumber pendapatan daerah jika dikelola dengan efektif.
Sehubungan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Gorontalo yang ke-23, Nasir Madjid, anggota Komisi 3 bidang ekonomi dan UMKM DPRD Provinsi Gorontalo, menyerukan kepada pemerintah daerah agar lebih proaktif dalam mendorong perkembangan ekonomi lokal.
Baca juga: HUT Provinsi ke-23: Pemda Gorontalo Masih Dihantui Problem Kemiskinan
Nasir Madjid percaya bahwa pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Provinsi Gorontalo terletak pada pemberdayaan maksimal sumber daya yang dimiliki. Menurutnya, langkah ini tidak hanya akan memberdayakan ekonomi lokal, tetapi juga berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi di seluruh provinsi.
“Salah satu tantangan utama yang dihadapi Provinsi Gorontalo adalah ketergantungan pada dana transfer dari pemerintah pusat. Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih sangat terkait dengan sumber tersebut,” ungkap Nasir Madjid dalam wawancara.
Untuk mengatasi ketergantungan ini, Nasir Madjid berharap pemerintah daerah dapat lebih efektif dalam memanfaatkan, mengelola, dan memberdayakan sumber daya alam dan manusia.
“Pertumbuhan ekonomi harus bersumber dari dalam. Momen HUT ke-23 ini seharusnya menjadi dorongan untuk mengubah paradigma dan mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah tanpa terus bergantung pada dana transfer dari pemerintah pusat,” ujar politisi muda dari partai Gerindra ini.
Baca juga: HUT Provinsi Gorontalo ke-23 | Momentum Retrospektif, Introspektif, dan Prospektif
Langkah pertama yang diusulkan adalah optimalisasi pengelolaan sumber daya alam di Provinsi Gorontalo. Dengan manajemen yang bijaksana, potensi ekonomi dari berbagai sektor dapat dioptimalkan. Pemerintah daerah diharapkan mampu menciptakan program pelatihan dan pendidikan guna mendukung pengembangan keterampilan serta peningkatan produktivitas tenaga kerja lokal.
“Dengan cara ini, Provinsi Gorontalo dapat menjadi pusat ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan,” tambahnya.
Nasir juga menekankan bahwa perubahan ini memerlukan kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Dengan bersatu tangan, Nasir yakin Provinsi Gorontalo dapat mencapai kemajuan ekonomi yang signifikan, mengurangi ketergantungan pada dana transfer, dan mencapai tingkat kemandirian ekonomi yang diinginkan. (003)