WINNET.ID – Unjuk rasa penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh aliansi Merah Putih di Bundaran Hulondalo Indah (Hi) berujung ricuh. Selasa (06/09/2022).
Aksi yang digelar mulai pukul 14.30 WITA itu, diawali dengan penyampaian tuntutan terkait harga BBM yang naik oleh para ketua – ketua organisasi yang tergabung dalam aliansi Merah Putih.
Hingga, terjadi aksi saling dorong antara aparat kepolisian dengan massa aksi saat moderator aksi meminta massa aksi untuk maju tiga langkah menuju SPBU yang tidak jauh dari titik aksi tersebut.
Dari aksi saling dorong tersebut, menyebabkan kericuhan antara pihak kepolisian dengan massa aksi dan menyebabkan 11 orang massa aksi terluka.
Menurut Fadel Imawan Hamzah Alim, selaku massa aksi yang sempat diamankan oleh pihak kepolisian, dirinya menjelaskan bahwa ke 11 massa aksi tersebut sempat ditangkap dan pihak kepolisian melakukan tindakan represif terhadap mereka.
“Jadi kami tadi sebelas orang sempat diamankan oleh beberapa oknum polisi di sebuah kantin dan mereka melakukan tindakan represif terhadap kami,” ujar Fadel saat diwawancarai oleh awak media.
Tidak hanya itu, beberapa massa aksi pun dilarikan ke Rumah Sakit akibat tindakan represif dari aparat kepolisian. Salah satunya adalah Zakaria selaku moderator aksi.
Setelahnya, Kapolres Gorontalo Kota, AKBP Ardi Rahananto membenarkan bahwa memang ada oknum kepolisian yang mengambil tindakan represif terhadap massa aksi.
“untuk kejadian tadi, saya minta maaf atas tindakan polri yang tidak semestinya, tadi juga saya sudah memerintahkan kepada rekan saya untuk mengembalikan rekan – rekan massa aksi yang sempat diamankan,” ujar Kapolres Gorontalo Kota.
Kemudian kata AKBP Ardi Rahananto, untuk massa aksi yang luka – luka dirinya sebagai Kapolres akan bertanggung jawab akan hal tersebut.
“Nanti setelah ini silahkan didata berapa orang yang luka – luka akibat tindakan dari pihak kepolisian, saya selaku Kapolres akan bertanggung jawab kepada korban – korban,” tegas Kapolres Ardi Rahananto.