Winnet, Gorontalo – Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo menggelar rapat perdana dengan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Provinsi Gorontalo sebagai mitra kerja pada Rabu (6/11/2024). Rapat ini dipimpin langsung oleh Ketua Komisi II, Mikson Yapanto, dan dihadiri oleh anggota lainnya. Fokus rapat kali ini adalah membahas capaian APBD induk tahun anggaran 2024 serta proyeksi program kerja untuk tahun 2025.
Anggota Komisi II, Hamzah Idrus, menjelaskan bahwa pertemuan tersebut lebih banyak berfokus pada tahap koordinasi dan perkenalan dengan Dinas-Dinas terkait.
“Alhamdulillah tadi kami Komisi II telah melakukan rapat perdana dengan mitra kerja OPD Pemerintah Provinsi Gorontalo, masih dalam tahap koordinasi sekaligus perkenalan para anggota dengan Dinas-Dinas sebagai mitra kerja,” ujar Hamzah.
Komisi II, yang bermitra dengan lima instansi pemerintah, yaitu Dinas Pangan, Dinas Koperasi dan Perindustrian, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Tenaga Kerja, ESDM, Transmigrasi, serta Dinas PNM dan PTSP Provinsi Gorontalo, juga membahas mengenai program-program yang didanai dari APBD induk 2024.
“Diawal ini ada 3 OPD, yakni Dinas Pangan, Dinas Tenaga Kerja ESDM dan Transmigrasi, serta Dinas Kumperindag. Kami meminta mereka memaparkan program apa saja yang dilaksanakan melalui APBD tahun ini,” jelas Ketua Komisi II, Mikson Yapanto.
Mikson menegaskan bahwa penting bagi Komisi II untuk mengetahui sejauh mana penyerapan anggaran dan progres implementasi program dari masing-masing OPD.
“Karena ini menyangkut penggunaan APBD maka kami perlu mengetahui progres atau serapannya bagaiamana,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya pengawasan terhadap pelaksanaan program untuk mengetahui jika ada kendala yang menghambat pencapaian target.
“Tentunya, bila programnya menemui kendala, kami juga bisa mendapat informasinya dari OPD yang bersangkutan,” sambung Mikson.
Ia juga mengingatkan agar kegiatan yang dilaksanakan dapat memberikan dampak yang bermanfaat, khususnya dalam peningkatan ekonomi masyarakat.
“Kami minta outputnya bisa memberi efek khususnya dalam peningkatan ekonomi, bukan malah tidak sama sekali. Bila itu ada, maka program itu perlu dievaluasi kembali,” tegasnya.