WINNET.ID-
Sore itu dikala matahari mulai bersembunyi dibalik cakrawala Ece mulai menutup hari dengan mengabari kawan lamanya, sebut saja Risman. Usai mengabari Risman, Ece pun masuk ke kamarnya dan mulai melakukan aktivitas yang ia sukai. Membaca buku menulis puisi ia lakukan demi mengobati rasa bosan dikamarnya. Ece sebenarnya sudah lulus kuliah akan tetapi orang tuanya melarangnya untuk bekerja dan meminta Ece untuk tetap berada dirumah. Suatu ketika Risman pun datang ke rumah Ece untuk menanyakan hal penting yang akan mereka lakukan. Sesampainya dirumah Ece, Risman mengetuk pintu dan memanggil nama Ece perlahan.
“Assalamualaikum, Ece ini risman’. Kemudian pintu terbuka perlahan sembari rasa kagetpun menghampirinya. Ternyata, bukan Ece yang membuka pintu. Suara perempuan tua menjawab salam Risman “ ya waalaikumussalam nak Risman, mari silahkan masuk”. Ternyata ibu Ece yang menyambutnya. Kemudian Risman masuk dan duduk di ruang tamu yang tampak sederhana dan dipenuhi hiasan dan foto-foto Ece semasa kecil.
“Diminum dulu nak Risman tehnya” , kata ibu Ece sembari meletakan secangkir teh dan semangkuk biskuit kelapa. Kemudian Ece pun dipanggil ibunya dan mengatakan bahwa ada Risman yang menuggunya diruang tamu sedari tadi.
Ece pun kaget mengingat sebelumnya ia tidak memilik janji dengan siapapun termasuk kepada Risman. Seketika ia segera masuk kembali ke kamarnya untuk merapihkan penampilannya dan menemui Risman yang sedang menunggunya di ruang tamu.
“Risman?”, sapa Ece sembari menuju ke arah risman yang sedang asyik menyeruput teh yang disajikan ibunya. “Hai Ce” sapaan akrab Risman kepada Ece. “Perihal apa kedatangan kamu kesini Risman?”, tanya Ece sambil kebingungan. Risman pun kaget dengan apa yang dikatakan Ece. “Apakah kamu sudah lupa?”.
Mereka berdua saling melirik sembari membaca pikiran satu sama lain. 5 menit pun berlalu akan tetapi mereka berdua hanya diam dan saling menatap hingga Ece pun sadar bahwa ia memiliki janji dengan Risman pergi makan malam. “Maaf Risman, aku baru ingat kita berdua akan pergi makan malam bersama”. Wajah Risman pun memerah seakan tak percaya kalau kalimat itu yang terucap dari mulut Ece. Rasa gelisah mulai menggerogoti Risman yang sedari tadi sibuk meminum teh yang dibuatkan ibunya Ece.
“Tunggu sebentar ya Risman aku ganti pakaian dulu”, segera Ece pun pergi ke kamarnya dan menyiapkan diri untuk pergi bersama Risman.
Sesaat tercium wangi parfum yang sangat khas dari arah kamar Ece, dan Ece pun keluar dari kamarnya sambil memanggil ibunya untuk mengatakan bahwa ia akan pergi bersama Risman.
“Buk, aku pergi sebentar mau makan malam bersama Risman”, ucap Ece kepada ibunya dan ibunya pun menjawab “iya nak hati-hati. Jangan pulang larut ya”.
Sontak perasaan campur aduk langsung menghampiri Risman karena ini adalah kali pertamanya jalan-jalan bersama Ece yang sudah dari dulu ia impikan. Ece kemudian menghampiri risman kembali dan berkata “ayok Risman kita berangkat. Risman pun berdiri dari tempat ia duduk dan berpamitan dengan ibunya Ece.
“Saya pamit pergi sama Ece dulu ya buk”, ucap Risman kepada ibu Ece.
Setelah itu mereka berdua berjalan berasama keluar dari rumahnya Ece. Sesampainya di pagar rumah Ece hati Risman pun tambah gelisah ia bingung dengan keadaan hatinya saat ini seakan-akan ada hal aneh yang akan terjadi.
Dan benar saja, Risman pun terbangun di tempat tidurnya tepat pukul lima dan wajahnya sudah basah dengan air yang dicipratkan oleh ibunya untuk membangunkan dirinya.
“Bangun Risman sudah petang ini! Mandi lalu siap-siap buat sholat maghrib!” kata ibunya dengan nada kesal.
Ternyata beribu-ribu sayang, hal yang ia impikan selama ini teryata hanya mimpi belaka. Iapun sedih mengetahui makan malam bersama Ece hanyalah sebuah mimpi.
“Harapku ini sebuah kenyataan akan tetapi hanya jadi mimpi, Kabulamma”, ucapnya kesal sembari berjalan ke kamar mandi dan bersiap untuk sholat maghrib.
TAMAT.